Selasa, 07 Juni 2011

puisi religi

puisi-puisi ini
diterbitkan oleh YPI Azharul Ulum 
Brongkal Pagelaran Malang
karya dari Abu Najib
dengan mengais puing-puing
yang berserakan,
yang sempat ditulis
waktu di pesantren
tentu saja,
dengan bahasa ala pesantren
yang sederhana,
bahkan cenderung ndeso dan norak,
sambil cangkru'an
nyedhot rokok berukir cekakik kopi
jedhal-jedhul tanpa beban...
dengan asap rokok yang terus menari
terbang dan berputar
bagaikan tarian sufi
_________________________________________

Ya Habiballah...
kau purnama di akhir zaman
kau datang membawa rahmat
akhlakmu adalah panutan
cerminan esensi qur'an

kau lembut,
di tengah garangnya perang
diterpa angin gurun tandus
kusebut engkau dalam tahiyat
shalawat salam untukmu
ya habiballah...

engkau hanyalah seorang rasul
tidak lebih dari itu
itulah tanda tauhid abadi
dari qur'an ilahi
yang memenuhi segala janji
menghabiskan keretakan zaman
mengakhiri kesombongan yahudi
meruntuh tebarkan keangkuhan
menghancurkan ashabiyah

kau purnama di akhir zaman
yang menjadi tauladan
kau hiasi dunia ini
dengan percikan moral
yang 'tlah lama terkubur
oleh tangan-tangan Abu Lahab
berbaur dengan kebodohan...

Ya Habiballah...
kau yang datang
yang mengganti gelap
dengan nur tauhid
menyempurnakan...
'sgala risalah yang datang
Daud, Musa, dan Isa
'tlah lama...
menutup kitab-kitab mereka

Ya habiballah...
untukmu selalu
salam sejahtera
selamanya
selama yang ada tetap ada...
(juni 1994)


Kasihku...
kau hadir
kau lahir
di saat hati menjadi ciut
melihat ribuan gajah
yang dicambuk si angkara
dipandu bala-bala si laknat Abrahah
di kala itu, tak tertinggal sedikitpun asa
Abdul Muthallib, si penjaga rumah
berbisik dengan nurani
bergumam dalam kalbu
haruskah di hari ini
rumah yang penuh berkah
rumah Allah yang megah
akankah hancur terinjak kaki gajah
kan lebur termakan ambisi Abrahah
dua belas Rabi'ul Awal
tlah membuka mata sejarah
Allah, yang empunya
tak rela rumahnya terinjak kaki durjana
dengan batu-batu kerikil membara
kaki-kaki ababil mencengkeram
dari sijjil yang selalu merah menyala
membungkam tamanni yang sia-sia
dari nafsu-nafsu berhala
sebagai peringatan
kuasa Allah di ats segalanya...
(10 juli 1994)


Silaturrahim
wahai para pencuri
bersatulah,
jangan berebut tulang dan nasi
wahai para penjahat
yang selalu dipandang rendah
oleh para pejabat yang terhormat
bersatulah,
jangan hanya berebut aspal
batu, koral dan besi berkarat
berbuatlah
berjuanglah
untuk kaummu
demi bangsamu
seperti mereka yang terhormat
memperjuangkan nasib rakyat
dengan cukup mempermainkan pena
kertas, angka-angka dan
silaturrahim
(8 juli 1994)


Pesantren
kau yang rapuh
terpanggang matahari
dimakan usia
tak terbilang mutiara
yang keluar dari rahimmu
kau yang dulu tegar berdiri
tempat si fakir bergantung
si kaya bergabung
si abid berserah
dan si laknat bertobat
masihkah kau setegar dulu?
di era dunia majnun
sudikah manusia menyapamu
seperti mereka menya komputer
sudikah manusia bercengkerama denganmu
yang jauh dari gemerlap dunia
demi waktu senja
kurela menangis untukmu
jangan tinggalkan dunia
sebelum aku tiada
ku tak ingin dajjal-dajjal merajalela
ku tak ingin melihat
matahari terbit dari barat
(juli 1994)

Kawan
demi Tuhan aku rela menangis
bila saja air mataku
dapat menggugah kesadaranmu
kau yang terpuruk
yang terbuang dan tersisih
kau hanyutkan dirimu
dalam arus nafsu-nafsu angkara
dari mereka yang mengaku suci dan tak berdosa
bukan, bukan hanya kau yang tuna susila
tapi mereka juga yang datang menyapa
kalau tanpa mereka
kau mau berbuat apa?
tidak,
tak ada kata terlambat
tuk benahi diri, tuk kembali
kepada-Nya yang Maha Kasih
Yang Maha Bijak
bisikkan kepada-Nya
desahmu kan terdengar
nafasmu tak kan tertolak
lambaianmu kan terbalas
air matamu kan terlihat
melangkahlah mendekat
dosamu kan terangkat
(28 juli 1994)


Tuhankah engkau !
berhala adalah tuhan
latta, uzza, manaat adalah tuhan
batu adalah tuhan
gunung, pohon, bulan dan matahari
adalah tuhan
katanya...
Uzair adalah tuhan
Isa, Maryam juga tuhan
Syiwa, Brahma dan Wisnu adalah tuhan
katanya...
Yahwe adalah tuhan
si Dharta Ghautama adalah tuhan
Ali bin Abi thalib adalah tuhan
Mirza Ghulam Ahmad, Imam Mahdi,
Costantianus yang agung
dan Fir'aun adalah tuhan
katanya...
Hati adalah tuhan
sunyi adalah tuhan
sepi adalah tuhan
diriku adalah tuhan
katanya, katanya...
tuhan siapa?
kata siapa?
hati, nurani, kalbu, nafsu atau...
ambisi iblis yang tlah menyatu dan bersahabat
dengan darah dan nadi,
dengan senyum dan tawa,
dengan bau mulut dan keringat kita
dengan sejuta dusta di ujung mata

lisan yang penuh hidayah, mendesah...
tiada tuhan selain Dia...
(tanpa tarikh)


Debu
debu-debu yang menempel itu
di kening kala kau bersujud
jangan buang, jangan kau usap
satu-satu 'kan berguguran
hilang dan lenyap
diterpa angin fajar
diterpa angin senja
di waktu dhuha
di kala ashar...


debu-debu itu,
yang jatuh dan menempel
di kaca bening hatimu
satu-satu 'kan berguguran
berhamburan, hilang dan lenyap
diterpa hembusan istighfar
diterpa desah-desah doa
di waktu sunyi
di kala sepi...
(12 september 1994)


Alam
ada ribuan bintang di sana
ada aneka cita di sini
ada sepotong bulan di sana
ada sebongkah harapan dihati
ada mendung di langit timur
halangi matahariku yang ingin tertawa
ada kabut di sela-sela pohonku
halangi sukaku 'tuk memandangmu
bintang itu bintang kita
mendung itu mendung kita
matahari itu milik kita
kabut itu punya kita
pohon itu pohon kita
tawa itu milik kita
cita itu cita kita
harapan itu angan kita
suka itu suka kita
hati itu hati kita
(Jum'at, 4 Nopember 1994)


Dua sisi kita
di cakar-cakar langit sisi barat
lewat bias shafaq ahmar
sang surya bersemayam di peraduannya
'kan kau rasakan dua sisi
setelah terang timbul gelap
ada siang ada malam
ada suka ada duka
ada baik ada buruk
ada bijak ada jahat
baik adalah derma
buruk adalah durhaka
bijak adalah pahala
jahat adalah dosa
pahala adalah sorga
dosa adalah neraka
sorga adalah nikmat
neraka adalah laknat
(Senin, 21 Nopember 1994)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar